Yogyakarta, 20 januari 2013
Merdunya
suara gerimis telah menyapa ramah desa Kaliurang jogjakarta. hijau pohon
raksasa tua dipelataran yang sejuk dilengkapi oleh anyaman kursi bak di istana
megah, kita berdelapan duduk disana
untuk bertukar kado perpisahan mentoring. Dengan iringan musik “ambilkan bulan
bu” kehidupan lebih berwarna, dan tak tersadari mimik wajah, gerakkan bibir
beraklamasi dan menyanyikannya bersama. Hingga tiba waktunya dimana kado itu
berheti dan berhak untuk dimiliki bagi mereka yang mendapatkannya. Aku
mendapatkan hadiah dari nisa, gantungan kunci lucu dengan warna kuning menyala.
J, dan aku memberikan kitab
suci Al- qur’an untuk mereka. Aku melihat sinar kehangatan dari wajah mereka
dan kegembiraan yang tak dapat terlukiskan. Ditengah – tengah tawa, gerimis
sepertinya tengah lelah, sehingga digantikan oleh derasnya hujan. bergegaslah
kami berteduh dibawah atap tua dan berjajar seperti kereta api. Sembari
menunggu, kita bersama- sama membuka surat ke – 55 yaitu Ar- Rahman (Yang Maha
Pemurah), sejuk hati ketika kita baca dan mentadzaburinya. Mungkin ada yang
berbeda tentang paradigma orang- orang yang memandang kami. Ditengah kermaian
pariwisata kaliurang, nyaring terdengar lantuanan ayat – ayat Allah S.W.T. dari
kami. Namun inilah salah satu pesan dari Allah S.W.T. pada kami, tentang indahnya
dakwah memperjuangkan kemenangan islam. Inilah pelajaran hidup yang tak pernah
aku temukan di tumpukan buku – buku anatomi, fisiologi, patologi,
patofisiologi, ataupun dorland. Hari ini
adalah hari yang penuh dengan kebebasan namun tetap pada aturan syar’i. terimakasih
yaa Allah engkau telah memberi aku kesempatan untuk bertemu dengan bidari –
bidadari surga yang bernaung didunia. mayang,
arum, nisa, hesty, zahra, ayuni, dan wulan, aku bahagia hembusan nafas ini
terlewati untuk berbagi ilmu dengan kalian, kalian adalah guru kehidupan yang
tidak tercatat dalam profesi sebagi guru, karena kita adalah calon dokter J. Tiada kata pisah, karena
kita tetap bersatu untuk selalu merapatkan barisan dakwah demi kemenangan dan
kejayaan islam.J.
ini adalah sepucuk suratku untuk mereka.
Yogyakarta,
19 januari 2013
Bismillahirahmanirraqimi
Assalamua’alaykum wr.wb.
Untaian kata hingga menjadi
kalimat, paragraf, dan
seprcik surat
ini teruntuk sahabat – sahabatku yang 
dikirim Allah
S.W.T. kepadaku. Ini adalah kali
pertama aku
berbagi ilmu dalam ikatan formal yang
berbasic islami,
yaitu menjadi seorang mentor. Aku
bahagia, namun
salah jika nantinya kebahagian itu terlena mengingat amanah yang telah Allah
dan fakultas berikan. 16 desember 2012
adalah kali pertama aku bertemu dengan bidadari – bidadari surga. Mayang, Ayuni, hesty, zahra, wulan, arum, dan
nisa adalah sosok – sosok wanita
sholihah yang berjuang dijalan dakwah. Secara komposmentis entah itu tersurat atau tersirat mereka telah
melakukannya. Allah telah menulis dalam sekenario hidupku agar aku mengenal
ayuni yang semangat, melihat senyum zahra, nisa, mayang,wulan, arum yang ramah,
dan melihat hesti yang ringan tangan. Syukran katsiran kalian telah meluangkan
waktu untuk berjihad, untuk memberikan kepercayaan kepadaku, dan untuk segala
pelajaran tentang kehidupan yang hidup yang tak pernah kutemui di buku anatomi,
fisiologi, sobotta ataupun dorland. \(^_^)/. Sahabatku, Ada dua pilahan untuk
menjadi seorang dokter, yaitu belajar sungguh untuk dapat menyelamatkan pasien atau bersikap malas untuk dapat menjadi pembunuh mulia. Semoga kita bisa meraih asa, karsa, cita, dan
cinta baik di dunia dan di akhirat, aamiin J.






Sebait pintaku adalah “ Ya
Allah sesungguhnya Engkau maha mengetahui, bahwa hati-hati ini telah berkumpul
untuk mencurahkan mahabbah kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu
dalam dakwah-Mu. Dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu. Maka kuatkanlah
ikatan pertaliannya, yaa Allah, Abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah
jalannya dan penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tak pernah redup”.
Wassalamu’alaykum wr.wb.
Devy
Maya Kusuma Sari