notes of life

Rabu, 24 Agustus 2011

TERAPI PANAS DINGIN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1             LATAR BELAKANG
Terapi panas dingin dengan menggunakan unsur panas dan dingin digunakan dalam perawatan orang- orang sakit. Meskipun penatalaksanaan kompres panas dan dingin hampir tidak dipakai lagi, perawat orang sakit tetap akan menggunakan secara teratur didalam praktek.
Dengan perkembangan jaman, orang mulai mengetahui dan melihat cara kerja sumber- sumber panas dan dingin. Dalam abad kemajuan ilmu teknik, cara penanganannya menjadi lebih modern tetapi esensi atau cara penanganannya yang lama tetap sama. Sering orang condong untuk tidak menganggap pentingnya perawatan sehari- hari ini. Suatu pemahaman yang betul tentang terapi panas dan dingin dan suatu observasi yang baik terhadap pasien/ penghuni adalah sangat penting. ( Stevens, P.J.M dkk.2000:342).

1.2       TUJUAN
1.      Mengetahui apa saja sumber- sumber terapi panas dingin
2.      Mengetahui bagaimana cara pemberian terapi panas dingin.
3.      Mampu memberikan pengobatan pada pasien dengan cara terapi panas dingin.
 1.3        RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja sumber – sumber panas dan dingin?
2.      Bagaimana cara pemberian terapi panas dingin?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1     TERAPI  PANAS
v Pengertian
Pemberian panas  adalah memberikan rasa hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
v Tujuan Umum
a.       Untuk meningkatkan sirkulasi pada daerah tertentu.
b.      Untuk meningkatkan rasa nyaman dan relaksasi.
c.       Untuk mempercepat pengeringan luka.
d.      Untuk memanaskan bagian tubuh tertntu.
e.       Untuk mempercepat penyembuhan.
f.       Untuk merangsang peristaltik usus.
v Dilakukan Pada Pasien
a.       Dengan perut kembung
b.      Pasien yang kedinginan
c.       Dengan radang, misalnya adneksitis, persendian, dll
v Hasil Yang Diharapkan
a.       Bagian tubuh menjadi panas
b.      Relaksaai dari otot yang spasme atau kejang
c.       Peningkatan sirkulasi pada daerah tertentu
d.      Penyembuhan luka. (Eko, Nurul W dkk.2010:136)
v Panas antara lain dapat diberikan kepada seorang penderita dengan perantara:
a.       Kendi
b.      Kantung air panas
c.       Bantal listrik
d.      Selimut listrik
e.       Lampu infra merah
a.      Kendi
Antara lain terdapat kendi yang terbuat dari batu atau logam. Pada penggunaannya kendi ini diisi dengan air mendidih, namun pada kebanyakan hal tersebut sudah tidak dipergunakan lagi.  Yang sekarang digunakan adalah kendi yang dilebur padat, yang dapat diisi dengan air atau paraffin. Kendi ini dipanaskan sampai mencapai suhu 90C atau dipertahankan pada suhu tersebut dalam sebuah pemanas kendi.

b.      Kantung Air Panas
Kantung air panas merupakan kantung karet dapat ditutup dengan sekrup diperlengkap dengan penutup karet / sebuah lempeng karet. Kantung diisi dengan air yang panasnya 80C. Air yang mendidih akan merusak kantung yang terbuat dari bahan karet. Kantung air panas diisi air panas sampai 1/3 penuh.
Ø  Peralatan yang diperlukan
1.   Kantung air panas
2.   Air panas
3.   Kantung atau sarung flannel (misalnya sarung kecil)
4.   Handuk
Ø  Cara Kerja
a.    Periksalah keadaan kantung air panas
b.   Isi kantung air panas dengan sejumlah air panas yang dibutuhkan
c.    Hilangkan udara yang terdapat dalam kantung air panas dengan meletakkan   kantung air panas secara mendatar, leher mulut kantung sedikit ditinggikan, turunkan perlahan hingga udara dalam kantung terdorong oleh air keluar.
d.   Tutup kantung dengan skrup penyumbatnya.
e.    Keringkan bagian luar dan dalam leher mulut kantung.
f.    Periksa kantung air panas bocor ataukah tidak.
g.   Pasang kantung/ sarung flannel untuk membungkus kantung air panas.
h.   Letakkan kantung itu pada kaki penderita / tempat lain yang diinginkan dan tidak boleh pada bagian tubuh yang telanjang.
i.        Pada penggunaan yang berlangsung lama, jangan sampai lupa memeriksa kulit penderita pada tempat diletakkannya kantung.

c.       Bantal Listrik
Bantal listrik jarang sekali dipergunakan. Misalkan saja seorang penderita membutuhkannya, maka hendaknya kita selalu mengingat hal- hal berikut ini:
1.      Sebelum kita memakainya, lebih dahulu harus ada periksaan apakah kawat, steker dan sakelarnya baik keadaannya.
2.      Panaskan bantal kecil pada kedudukan yang paling tinggi, kemudian biarkan terlebih dahulu menguap (di luar tempat tidur penderita).
3.      Selanjutnya pasanglah sakelar pada kedudukan arus listrik yang paling rendah, usahakan agar sakelar tidak sampai berada di bawah selimut penderita dan jaga pula agar tidak dapat bersentuhan dengan air.
4.      Harus diamati agar penderita tidak sampai mengubah kedudukan sakelar yang sudah ditetapkan tadi.

d.      Selimut Listrik
Cara penggunaan selimut listrik sama seperti penggunaan bantal listrik tadi, yaitu:
1.      Sebelum kita memakainya, lebih dahulu harus ada periksa apakah kawat, steker dan sakelarnya baik keadaannya.
2.      Panaskan bantal kecil pada kedudukan yang paling tinggi, kemudian biarkan terlebih dahulu menguap (di luar tempat tidur penderita).
3.      Selanjutnya pasanglah sakelar pada kedudukan arus listrik yang paling rendah, usahakan agar sakelar tidak sampai berada di bawah selimut penderita dan jaga pula agar tidak dapat bersentuhan dengan air.
4.      Harus diamati agar penderita tidak sampai mengubah kedudukan sakelar yang sudah ditetapkan tadi. 
e.       Lampu Infra Merah
Lampu infra merah merupakan  sebuah sumber panas dengan sinar tertentu yang dipancarkan. Sinar infra merah dipancarkan pada tubuh panderita untuk memperolh rasa hangat pada tubuhnya. (Bouwhuizen,W.1986:191-193)
2.2        TERAPI DINGIN
v Pengertian
Menggunakan kompres dingin dengan kirbat es yang berisi potongan- potongan es atau pemberian suhu dingin kepada pasien. (Eko,Nurul W dkk.2010:136)
v Tujuan Umum
a.       Menurunkan suhu tubuh.
b.      Mengurangi rasa nyeri.
c.       Mengurangi atau menghentikan pendarahan.
d.      Mencegah perluasan infeksi.
e.       Mengurangi oedema.
f.       Luka menjadi bersih.
v Dilakukan Pada Pasien
a.       Suhu badan tinggi
b.      Radang
c.       Memar
d.      Batuk atau muntah darah
e.       Luka tertutup/ terbuka.
v Hasil Yang Diharapkan
a.       Pendarahan berkurang atau berhenti
b.      Suhu tubuh menurun
c.       Nyeri berkurang
d.      Oedema berkurang (Eko, Nurul W dkk.2010:137)
Dengan pemberian suhu dingin, maka pembuluh darah akan menyempit sehingga darah akan mengalir melalui daerah yang diinginkan itu akan menurun. Seperti halnya dengan pemberian panas kepada penderita, pemberian suhu dingin juga harus memperhatikan kulit penderita.
v Suhu dingin antara lain dapat diberikan dengan mempergunakan peralatan:
a.             Kompres es
b.            Kantung es dan kerah es
c.             Butir- butir es
d.            Unsur pendingin (cold packs)
a.    Kompres Es
           Ke dalam sebuah baskom, masukkan beberapa bongkah es yang berukuran kecil. Kita memakai dua kompres untuk tujuan yang sama, kita dapat pula mempergunakan sarung tangan pengusap badan yang basah yang kita letakkan di atas bongkah es tersebut.  Gunakan kompres es secara bergantian dan mendinginkannya secara berurutan, dengan cepat. Kompres yang kita pergunakan tidak boleh terlalu basah, sehingga airnya menetes.
b.      Kantung Es dan Kerah Es
        Kantung es adalah sebuah kantung karet yang tipis, yang ditutup dengan mempergunakan sebuah sumbat sekrup dan sebuah cincin karet atau sebuah lempeng karet. Hal yang sama berlaku juga bagi kerah es, hanya bentuknya saja yang berbeda dan ia dipergunakan khusus untuk leher.
        Sebuah kantung es harus didinginkan kembali pada waktunya, yaitu sebelum es yang terakhir mencair. Berapa cepatnya es itu akan mencair, bergantung pada suhu penderita dan suhu sekitarnya.
Ø  Peralatan yang diperlukan:
a.       Kantung es atau kerah es
b.      Potongan es yang kecil- kecil
c.       Peniti atau penusuk es
d.      Sarung kecil yang terbuat dari bahan flannel
e.       Handuk
Ø  Cara Kerja
1.      Sebelum dipergunakan, periksa dahulu keadaan kantung dan kerah es.
2.      Potongan es kecil- kecil dari lemari es, dimasukkan ke dalam baskom. Jika diperlukan potongan es yang lebih kecil lagi, kecilkan dengan menggunakan peniti atau penusuk.  Untuk mengerjakannya membutuhkan alas bersih. Jika terdapat ujung yang runcing, Tumpulkan dengan membilasnya di bawah pancuran, kemudian isi kantung es.
3.      Air yang berasal dari es mencair dan udara yang terdapat di dalam kantung es harus di keluarkan.
4.      Tutup kantung atau kerah es.
5.      Setelah bagian luarnya dikeringkan, periksa kantung es jika terjadi kebocoran. Kemudian masukkan kantung tersebut ke dalam sarung kecil yang terbuat dari bahan flanel. Kantung tidak boleh di letakkan diatas kulit telanjang pasien.
c.       Butir- Butir Es
Ø  Peralatan yang diperlukan
a.       Balok es berukuran kecil
b.      Peniti atau penusuk es
c.       Gelas dan sepotong kasa
d.      Piring kecil
e.       Sendok kecil
Ø  Cara Kerja
      Dengan tangan bersih, letakkan balok es berukuran kecil di atas alas yang bersih lalu tusuk- tusuk sehingga butir es menjadi lebih kecil. Butir es dimasukkan ke dalam gelas yang diatasnya telah direntangkan sepotong kasa. Gelas dan sendok kecil diletakkan di piring kecil kemudian dibawa ke tempat penderita, dan sampaikan bahwa ia harus menelan butir- butir es secara utuh.
e.       Unsur – Unsur Pendingin
          Unsur pendingin atau “cold packs” diperoleh dalam keadaan siap pakai, digunakan sebagai pengganti kantung es. Unsur- unsur tersebut harus didinginkan di lemari es dengan suhu (- 18C). Suhu diatas 60C harus dihindarkan. Letakkan cold packs pada tempat yang diinginkan, bungkus dengan kain flanel dan tidak boleh diletakkan diatas kulit telanjang. Setelah selesai dipakai, bersihkan unsur- unsur pendingin dengan air dan sabun. Dan perlu diingat bahwa unsur pendingin harus dihindarkan dari kerusakan oleh benda tajam.
v Saat pemberian terapi panas dingin kepada penderita, kita dapat mengamati dan melaporkan hal- hal berikut:
Ø  Reaksi Penderita
Ø  Keadaan kulit pada tempat kita meletakkan terapi panas dingin
Ø  Apakah keluhan rasa nyeri makin bertambah
Ø  Apakah pemberian suhu dingin atau panas dirasakan oleh penderita sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan.
Ø  Apakah kulit pada tempat kita meletakkan kelihatan sangat merah (pada pemanasan) atau berwarna putih/ merah tua (pada pendinginan). (Bouwhuizen,W.1986:194-196)

     BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
Pemberian panas  adalah memberikan rasa hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.Terapi pemanasan mengakibatkan pembuluh darah pada tempat itu akan melebar sehingga akan mendapat aliran darah yang lebih besar.
Sedangkan terapi dingin yaitu menggunakan kompres dingin dengan kirbat es yang berisi potongan- potongan es atau pemberian suhu dingin kepada pasien. Hal ini mengakibatkan pembuluh darah akan menyempit sehingga darah yang mengalir pada daerah yang didinginkan akan menurun.

3.2    Saran
Pemberian terapi panas dingin tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh telanjang. Hal ini untuk mencegah terjadinya iritasi kulit. Hendaknya para petugas kesehatan selalu berhati- hati dan selalu mengamati keadaan pasien, apakah  terjadi perubahan kulit yang sangat merah (pada terapi pemanasan) atau berwarna putih/ merah tua (pada terapi pendinginan).

DAFTAR PUSTAKA
Steven, P.J.M dkk.2000. Ilmu Keperawatan Jilid 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Eko, Nurul W. 2010. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jogjakarta:Pustaka Rihana
Bouwhuizen,M.1986.Ilmu Keperawatan Bagian I. Jakarta:Buku Kedokteran EGC





Tidak ada komentar:

Posting Komentar