notes of life

Jumat, 25 Januari 2013

TIADA KATA PISAH


Yogyakarta, 20 januari 2013
Merdunya suara gerimis telah menyapa ramah desa Kaliurang jogjakarta. hijau pohon raksasa tua dipelataran yang sejuk dilengkapi oleh anyaman kursi bak di istana megah,  kita berdelapan duduk disana untuk bertukar kado perpisahan mentoring. Dengan iringan musik “ambilkan bulan bu” kehidupan lebih berwarna, dan tak tersadari mimik wajah, gerakkan bibir beraklamasi dan menyanyikannya bersama. Hingga tiba waktunya dimana kado itu berheti dan berhak untuk dimiliki bagi mereka yang mendapatkannya. Aku mendapatkan hadiah dari nisa, gantungan kunci lucu dengan warna kuning menyala. J, dan aku memberikan kitab suci Al- qur’an untuk mereka. Aku melihat sinar kehangatan dari wajah mereka dan kegembiraan yang tak dapat terlukiskan. Ditengah – tengah tawa, gerimis sepertinya tengah lelah, sehingga digantikan oleh derasnya hujan. bergegaslah kami berteduh dibawah atap tua dan berjajar seperti kereta api. Sembari menunggu, kita bersama- sama membuka surat ke – 55 yaitu Ar- Rahman (Yang Maha Pemurah), sejuk hati ketika kita baca dan mentadzaburinya. Mungkin ada yang berbeda tentang paradigma orang- orang yang memandang kami. Ditengah kermaian pariwisata kaliurang, nyaring terdengar lantuanan ayat – ayat Allah S.W.T. dari kami. Namun inilah salah satu pesan dari Allah S.W.T. pada kami, tentang indahnya dakwah memperjuangkan kemenangan islam. Inilah pelajaran hidup yang tak pernah aku temukan di tumpukan buku – buku anatomi, fisiologi, patologi, patofisiologi, ataupun dorland.  Hari ini adalah hari yang penuh dengan kebebasan namun tetap pada aturan syar’i. terimakasih yaa Allah engkau telah memberi aku kesempatan untuk bertemu dengan bidari – bidadari surga yang bernaung didunia. mayang, arum, nisa, hesty, zahra, ayuni, dan wulan, aku bahagia hembusan nafas ini terlewati untuk berbagi ilmu dengan kalian, kalian adalah guru kehidupan yang tidak tercatat dalam profesi sebagi guru, karena kita adalah calon dokter J. Tiada kata pisah, karena kita tetap bersatu untuk selalu merapatkan barisan dakwah demi kemenangan dan kejayaan islam.J.  ini adalah sepucuk suratku untuk mereka.
Yogyakarta, 19 januari 2013 
Bismillahirahmanirraqimi
Assalamua’alaykum wr.wb.
Untaian kata hingga menjadi kalimat, paragraf, dan Wseprcik surat ini teruntuk sahabat – sahabatku yang MZdikirim Allah S.W.T. kepadaku. Ini adalah kali Apertama aku berbagi ilmu dalam ikatan formal yang Dberbasic islami, yaitu menjadi seorang mentor. Aku Nbahagia, namun salah jika nantinya kebahagian itu terlena mengingat amanah yang telah Allah dan fakultas berikan. 16 desember 2012 adalah kali pertama aku bertemu dengan bidadari – bidadari surga. Mayang, Ayuni, hesty, zahra, wulan, arum, dan nisa adalah sosok – sosok wanita sholihah yang berjuang dijalan dakwah. Secara komposmentis  entah itu tersurat atau tersirat mereka telah melakukannya. Allah telah menulis dalam sekenario hidupku agar aku mengenal ayuni yang semangat, melihat senyum zahra, nisa, mayang,wulan, arum yang ramah, dan melihat hesti yang ringan tangan. Syukran katsiran kalian telah meluangkan waktu untuk berjihad, untuk memberikan kepercayaan kepadaku, dan untuk segala pelajaran tentang kehidupan yang hidup yang tak pernah kutemui di buku anatomi, fisiologi, sobotta ataupun dorland. \(^_^)/. Sahabatku, Ada dua pilahan untuk menjadi seorang dokter, yaitu belajar sungguh untuk dapat menyelamatkan pasien atau bersikap malas untuk dapat menjadi pembunuh mulia.  Semoga kita bisa meraih asa, karsa, cita, dan cinta baik di dunia dan di akhirat, aamiin J.
Sebait pintaku adalah “ Ya Allah sesungguhnya Engkau maha mengetahui, bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam dakwah-Mu. Dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu. Maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, yaa Allah, Abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tak pernah redup”.
Wassalamu’alaykum wr.wb.
                                                                                                Devy Maya Kusuma Sari